Sumur minyak tua peninggalan penjajah Belada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, hingga sekarang masih menyemburkan minyak, yang setiap sumurnya masih bisa menghasilkan sekitar 5.000 liter per hari.
Manajer Koperasi Unit Desa (KUD) Wargo Tani Makmur, Yusuf, di Blora, Senin (23/08/2010), mengatakan sejak mengantongi izin operasional, pengelolaan minyak pada sumur tua seperti di Desa Bangoan, Kecamatan Jiken sudah menghasilkan minyak dengan kapasitas cukup besar.
"Hingga sekarang minyak yang keluar sudah 80.000 liter. Kami sedang giat-giatnya melakukan eksplorasi bersama karyawan dan warga sekitar," katanya.
Dikatakannya, produksi minyak mentah diserahkan ke PT Pertamina Cepu dengan mendapatkan ongkos angkat dan angkut sebesar Rp1.199 per liter untuk produksi 20 barel. "Jika di atas 20 barel mendapatkan insentif Rp100 per barel," katanya."Kami mempunyai target, satu sumur bisa menghasilkan 5.000 liter per hari, dan membuka seluruh sumur tua yang tersebar di Kecamatan Jiken. Hingga sekarang sudah enam sumur minyak yang dibuka, di antaranya di Desa Bleboh, Janjang, dan Ketringan," katanya.
Menurut dia, hasil pengelolaan sumur yang ditinggal Belanda sejak tahun 1938 diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Kepala Dinas Pertambangan, Energi dan Mineral, Adi Purwanto, di Blora, Senin mengatakan, sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 01 Tahun 2008, KUD akan menyerahkan seluruh hasil produksi minyak ke PT Pertamina dan akan mendapat imbalan jasa, yaitu ongkos angkat dan angkut yang nilainya sesuai dengan kesepakatan ke dua belah pihak.
"Yang jelas, eksploitasi sumur-sumur tua tersebut menimbulkan efek pada perbaikan ekonomi di wilayah tersebut, khususnya warga desa tempat sumur itu berada," katanya.
Menurut dia, sumur-sumur tua di Blora tersebar di sejumlah Kecamatan, di antaranya Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken, Kedungtuban dan Randublatung. (Ans/At)
0 komentar